Educatio

Kamis, 31 Maret 2016

LATAR BELAKANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN SEMINARI ST. YUDAS THADEUS LANGGUR



1.      Sejarah Pendirian Seminari
Mgr.  Joannes MSC sudah sejak awal memikirkan pentingnya pembentukan klerus  pribumi untuk misi. Namun, pada waktu itu tidak mungkin memulai pendidikan imam di wilayah sendiri. Beberapa pemuda yang cocok untuk diterima di seminari, diasramakan di Hollands Indische School (HIS) yang didirikan oleh Pater Yakobus Grent MSC dan dilanjutkan oleh Pater Jacobus Bernardus Hendricus Bush, MSC. Dari situ mereka dikirim ke Woloan di Minahasa untuk menyelesaikan pendidikan menengah. Selanjutnya, pendidikan Seminari Tinggi ditempuh di Jawa. Lewatkan jalur  seperti ini dalam tahun 1944-1945, lahirlah dua imam pertama asal Kei, yakni Eusebius Jamco, Pr dan Engelbertus Dumatubun, MSC.
Namun pendidikan dan pembinaan calon imam pribumi tidak mungkin terus-menerus menempuh cara tersebut. Hal ini sangat disadari oleh Mgr. Yakobus Grent MSC dan Pater Bush MSC.
Pada tahun 1941, Pater Bush MSC mendapat cuti kembali ke Belanda. Pada kesempatan cuti ini, beliau mempersiapkan diri untuk mendirikan sebuah seminari menengah.
Setelah masa cuti berakhir, Pater Bush MSC kembali ke Indonesia. Namun, beliau terhalang oleh pecahnya Perang Dunia II. Baru pada tahun 1945, beliau tiba di Indonesia dengan pangkat Kapten Honoriar (almusnir= Pastor Tentara). Namun, sebelum tiba di Indonesia, kabarnya beliau terlebih dahulu tertahan di Singapura, karena situasi politik Indonesia yang tidak stabil. Segala usaha dilakukan sembari menanti visanya ke Indonesia. Niat ini tidak boleh padam, sebab jika padam, maka cita-cita untuk membangun sebuah seminari pun gagal.
Dalam situasi penuh harapan ini Pater Bush MSC kemudian dinasehati oleh seorang biarawan (White Brother) yang menetap di Singapura untuk mengadakan novena kepada St. Yudas Thadeus. Ditambahkan pula, agar jika Pater Bush MSC mendirikan sebuah lembaga pendidikan atau organisasi, maka harus dinamai St. Yudas Thadeus. Itulah sebabnya mengapa Seminari Langgur dinamakan Seminari St. Yudas Thadeus.
Novena Pastor Bush MSC mulai melaksana tugasnya, yakni mencari dan mengumpulkan para seminaris pertama. Mereka ditampung dalam sebuah asrama yang sederhana, sambil mendirikan pendidikan dan pengajaran. Pada siswa ini melanjutkan studi mereka di Flores pada tahun 1947-1948. Di antaranya, dua orang yang kemudian menjadi imam adalah P.B. Resubun, MSC (Alm) dan P.A. Welerubun, MSC
Tanggal 1 Agustus 1949, bangunan sekolah, asrama dan kapel seminari selesai dibangun dan siap dipakai. Salah satu di antara para seminaris pertama tersebut adalah Mgr. Yos Tethool MSC. Diberi nama Seminari St. Yudas Thadeus, untuk memenuhi janji yang telah Pater Bush, MSC nyatakan dalam sejak memakai bangunan baru ini Seminari Langgur secara resmi novenanya di Singapura.

2.      Arti Lambang dan Semboyan
Lambang Seminari St. Yudas Thadeus dengan jelas memperlihatkan sebuah perisai yang di dalamnya tergambar sebuah perahu di atas air yang menuju ke arah matahari. Gambar ini menyimbolkan perahu tersebut sebagai Seminari St. Yudas Thadeus. Hal ini diperjelaskan dengan huruf S (Seminari), J dalam bentuk salib (Judas) dan T (Thadeus). Perahu ini sedang menuju ke tempat yang dalam dan arah Kristus matahari sejati.
Semboyan yang diusung oleh Seminari St. Yudas Thadeus adalah Duc In Altum, yang diambil dari Luk 5:4. Lewat semboyan ini diharapkan agar Seminari dapat mengembangkan potensi yang perlu, ketangkasan dan kepercayaan besar pada bimbingan Tuhan, sehingga seminarisnya nanti dapat melayani permintaan Tuhan: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan labuhkanlah pukatmu”.
Lambang seminari ini dibuat oleh bapak Quintus Lamere (Alm), seorang mantan seminaris dan kemudian menjadi pendidik dan Pembina di Seminari St. Yudas Thadeus Langgur sampai akhir hayatnya.

3.      St. Yudas Thadeus : Pelindung Seminari
Lewat pengalaman rohani Pater Bush MSC, Seminari Langgur dinamakan Seminari St.Yudas Thadeus. Kata Yudas, Yuda atau Yudah berasal dari kata Ibrani Yehudha, yang berarti Dipuji oleh Tuhan atau saya memuji Tuhan. Yudas Thadeus yang kadang-kadang disebut Lebeus, adalah seorang pemberani yang bersifat terbuka. Ini nampak dari kata Thad, yang disandangnya, yang berarti  “dada” atau “pemberani”.
Ia adalah salah seorang dari kedua belas rasul, tetapi bukan Yudas si Penghianat. Menurut silsilah, ia masih mempunyai hubungan darah dengan Yesus. Ayah-ibunya adalah Kleofas dan Maria. St Maria, ibu Yesus adalah tantenya. Dengan demikian ia adalah keponakan Yesus.
Sebagai seorang petani, Yudas sangat mencintai tanahnya dan enggan untuk meninggalkannya. Namun, wafat dan kebangkitan Yesus dan turunnya Roh Kudus mengubah  lembaran hidupnya. Ia segera bangkit mengikuti panggilan Yesus dan menjadi seorang penyebar kabar gembira yang tangguh. Para tukang sihir dan orang-orang kafir dicelanya dan para penyembah berhala dibasminya. Pejuang yang gigih kemudian wafat sebagai martir di Persia, setelah dipukuli dan dilempari batu.

Kabarnya, makam St. Yudas Thadeus masih tersimpan di Gereja Agung St. Petrus. Oleh Paus Paulus III, dikenakan indulgensi genap bagi mereka yang berziarah ke makamnya setiap tanggal 28 Oktober. Oleh Allah, St. Yudas Thadeus dianugerahi suatu keistimewaan dalam hal membantu orang-orang yang putus asa, penolong orang yang menanggung beban berat dan yang resah hatinya.